Australia Menemukan Inovasi Perawatan Luka Bakar Setelah Tragedi Bom Bali

"Saya masih ingat berjalan menaiki tanjakan [pesawat] Hercules dan melihat itu penuh dengan tumpukan tandu orang-orang yang terluka parah," kata Dr Brian.
"Korban luka bakar lainnya benar-benar [ditumpuk] tiga di atas tandu militer."
Inovasi untuk atasi luka bakar
Puluhan pasien yang selamat dari bom Bali mengalami luka bakar tingkat tiga yang parah hingga ke lapisan kulit mereka, merusak ujung saraf dan mengancam organ vital lainnya.
Dr Fiona Wood, spesialis luka bakar ternama, bersama dengan timnya di Rumah Sakit Royal Perth, membantu menyelamatkan 28 pasien menggunakan teknik inovatifnya yang dikenal sebagai "spray-on skin".
Teknologi pertama di dunia ini memungkinkan sel-sel kulit sehat untuk dibiakkan dan disemprotkan ke luka sehingga bisa mengurangi bekas luka bakar secara permanen.
"Ini jadi membuka cakrawala kita soal perawatan luka bakar]," kata Dr Wood.
"Masyarakat memahami tingkat keparahan dan sifat dari luka bakar, sehingga dimulailah program yang juga didukung oleh masyarakat."
Dr Fiona dinobatkan sebagai Australian of the Year pada tahun 2005 setelah membantu korban dengan luka bakar.
Serangkaian bom yang meledak di Bali telah mengubah Australia untuk menanggapi situasi darurat, terutama dalam perawatan luka bakar
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia