Australia Menemukan Inovasi Perawatan Luka Bakar Setelah Tragedi Bom Bali

Australia Menemukan Inovasi Perawatan Luka Bakar Setelah Tragedi Bom Bali
Warga Australia yang tewas terbanyak akibat serangan teror terjadi saat bom Bali. (Reuters: Darren Whiteside)

Sementara inovasi medis penyelamat nyawa itu hingga kini terus membantu mereka yang mengalami luka bakar.

"Kami sedang mencoba memahami kekuatan rekayasa jaringan dan bagaimana kami dapat menggunakannya untuk menyembuhkan luka bakar," katanya.

Bahkan dengan pengalaman luas dalam menangani luka bakar, Dr Wood mengatakan dia terkejut dengan dampak ledakan bom pada luka di kulit.

"Kompleksitas cedera pasien dari Bali cukup membuka mata," kata Dr Wood.

"Bom Bali telah mengejutkan Australia, karena membuat [dampak] terorisme menjadi dekat dengan kami."

Lahirnya pusat tanggap darurat nasional

Dr Len Notaras, mantan manajer umum Royal Darwin Hospital, mengatakan saat itu timnya menangani cedera yang mengerikan dalam situasi penuh tantangan

"[Ada] luka tusukan, amputasi yang traumatis, segala macam hal mengerikan yang jadi produk perang … tetapi respon dan keberhasilannya harus dibanggakan oleh setiap individu yang terlibat pada hari itu," katanya.

Tantangan untuk mengoordinasikan respons medis yang sangat terampil dan harus dilakukan segera menjadi pendorong didirikannya National Critical Care and Trauma Response Centre Pusat (NCCTRC) yang kini jadi terkemuka di dunia.

Serangkaian bom yang meledak di Bali telah mengubah Australia untuk menanggapi situasi darurat, terutama dalam perawatan luka bakar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News