Australia Mulai Perhitungkan Potensi Besar Industri Susu Unta

Diperkirakan 300.000 unta liar yang berkeliaran di kawasan pedalaman Australia, berpotensi menjadi industri baru yang menguntungkan. Ada permintaan cukup tinggi untuk susu unta, tapi ada pula sejumlah tantangan.
Susu unta terlihat hampir sama dengan susu sapi, hanya sedikit asin.
Mungkin tidak semua orang menyukai rasanya, tetapi cukup mengejutkan karena susu unta kini mulai jadi popular.
Dengan harga $25 atau sekitar Rp 250.000 per liter, susu unta kemudian dijuluki sebagai 'white gold' atau emas putih.
Kim Chance, mantan menteri pertanian untuk Australia Barat melihat potensi pasar untuk komoditi susu unta dan kini mencoba membangun sentra susu unta komersial terbesar di properti miliknya, di kawasan Dandaragan, Perth utara.
"Kami sedang melihat sekitar 220-225 ekor unta yang sedang menyusui, artinya kita akan memiliki sekitar 450 unta. Semua proyeksi keuangan dilakukan dengan melihat hasil sekitar lima liter per hari," jelas Chance.

Dari laporan yang didapatkan program ABC PM, ada lebih dari 1.000 liter susu per hari. Para unta-unta tersebut akan diambil dari gurun di sekitar Laverton, Australia Barat untuk kemudian diperah susunya di kawasan pedalaman.
Perushaan yang terlibat dalam proyek ini, Camilk Australia, akan menjual langsung susu hasil pasteurisasi kepada pelanggan dan beberapa toko khusus. Sementara susu yang belum melalui proses pasteurisasi tetap kan dijual, namun diberi tanda untuk tidak dikonsumsi manusia.
Diperkirakan 300.000 unta liar yang berkeliaran di kawasan pedalaman Australia, berpotensi menjadi industri baru yang menguntungkan. Ada permintaan
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'