Australia Mulai Produksi Kondom dari Rumput yang Diklaim Terkuat dan Tertipis
Selanjutnya, rumputan tersebut dijadikan bubuk dan diproduksi sebagai nanofibre. Tim peneliti telah menguji kekuatan fiber ini dengan cara menambahkannya ke bahan lateks untuk memproduksi kondom.
Professor Darren Martin mengatakan, temuan ini bisa mengubah industri plastik.
"Yang kami temukan sebenarnya adalah jika rumput ini dihancurkan menjadi serpihan kecil, justru menjadi sangat halus dan kuat," jelasnya.
"Nah, jika bubuk itu kemudian ditambahkan ke lateks, maka jadinya kondom paling tipis dan paling kuat," kata Prof. Martin.
Prof. Martin mengaku penemuan ini telah menarik perhatian dunia internasional.
"Banyak yang menyatakan tertarik dari kalangan industri besar dan jika tak ada halangan produksi kami sudah siap dalam tiga tahun ini," ujarnya.
"Tahapan sekarang baru memproduksi 5 kg bahan rumput ini perhari, sehingga dalam setahun kami sudah memiliki bahan yang cukup untuk menyuplai kondom ke seluruh dunia," katanya.
Rumputspinifex tumbuh liar di sedikitnya 30 persen daerah pedalaman Australia.
Para peneliti dari University of Queensland mulai melakukan produksi komersial kondom yang diklaim paling tipis sekaligus paling kuat. Uniknya, bahan
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh