Australia Mulai Sadar Dampak Buruk Ketergantungan kepada China
![Australia Mulai Sadar Dampak Buruk Ketergantungan kepada China](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/06/06/tiongkok-vs-australia-foto-antara-24.jpg)
jpnn.com, SYDNEY - Australia harus mendiversifikasi ekonominya agar tidak terlalu bergantung pada China yang merupakan mitra dagang terbesarnya, kata Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg pada Senin.
Pernyataan tersebut disampaikan Frydenberg saat ia memperingatkan kalangan bisnis Australia untuk bersiap menghadapi ketegangan baru dengan Beijing.
Hubungan Australia dengan China memburuk setelah melarang Huawei untuk beroperasi pada jaringan broadband 5G di negara itu pada 2018.
Selanjutnya hubungan kedua negara semakin dingin setelah Canberra menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul COVID-19, yang kasusnya pertama kali dilaporkan di China pada 2019.
Beijing menanggapi seruan Canberra itu dengan mengenakan tarif terhadap sejumlah komoditas Australia, termasuk jelai, minuman anggur, dan buah anggur.
"Bukan rahasia lagi bahwa China baru-baru ini berusaha menargetkan ekonomi Australia," kata Frydenberg dalam pidatonya di Canberra.
"Persaingan strategis yang meningkat adalah kenyataan baru yang harus kita hadapi, sekarang dan kemungkinan di masa depan," ujarnya.
Frydenberg mengatakan bisnis-bisnis Australia harus melihat pasar-pasar baru, yang telah dibuka sebagai hasil dari pembuatan perjanjian perdagangan bebas dalam beberapa waktu belakangan ini.
Australia harus mendiversifikasi ekonominya agar tidak terlalu bergantung pada China
- Hashim Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh dan Kemiskinan Akan Musnah
- Agustiani Tio Dianggap Kritis, Pengacara Desak KPK Beri Izin Berobat ke China
- Menimbang Peluang & Risiko Perang Dagang AS-China bagi Indonesia
- Digitalisasi & Wholesale jadi Strategi Bank Mandiri Pacu Pertumbuhan Aset
- Wamenkeu: Sektor Perumahan Bisa Menggerakkan Perekonomian RI di Tengah Tantangan Global
- Menko Airlangga Sampaikan Komitmen RI Selesaikan Perundingan IUE CEPA Pada Kuartal I 2025