Australia Peringati Hari Maaf Nasional setiap 26 Mei, Begini Sejarah Kelam yang Menginspirasinya
Anak-anak itu diganti namanya, dipaksa berhenti berbicara bahasa ibu, dan diberi tahu bahwa orangtuanya tidak lagi menginginkan mereka.
Kebijakan tersebut berlaku hingga tahun 1970-an, dan banyak orang aborigin dan Kepulauan Selat Torres masih mencari orang tua dan saudara yang hilang hingga hari ini.
Hari Maaf Nasional ini pertama kali diadakan 25 tahun yang lalu, memperingati satu tahun laporan 'Membawa Mereka Pulang' diajukan ke parlemen federal.
Laporan tersebut menemukan bahwa pemindahan paksa anak-anak pribumi telah menyebabkan dampak seumur hidup pada para penyintas Generasi yang Dicuri dan keluarga mereka.
Sepuluh tahun kemudian, pada Februari 2008, perdana menteri saat itu Kevin Rudd membuat permintaan maaf resmi kepada orang aborigin dan penduduk Kepulauan Selat Torres; meminta maaf kepada Generasi yang Dicuri.
Monica Wallabindi mengatakan dia ingat berbicara dengan ibunya pada hari permintaan maaf nasional.
"Dia sangat senang hal itu terjadi," katanya.
"Itu tidak mengubah apa yang telah terjadi padanya, tetapi ada pengakuan nasional bahwa hal itu telah terjadi, mengakui rasa sakit dan trauma banyak orang."
Australia menandai 'National Sorry Day' pada tanggal 26 Mei setiap tahun, mengingat dan mengakui perlakuan buruk
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa