Australia Ragukan Kredibilitas ABK Indonesia yang Mengaku Disuap

Perairan internasional
Sementara itu kepada ABC dua orang imigran mengaku sebenarnya masih berada di perairan internasional saat dicegat oleh patroli Australia.
Salah seorang ABK (ketiga dari kanan) mengaku diberi alat komunikasi radio oleh petugas Bea Cukai Australia. (Foto: Kiriman/istimewa)
Kedua imigran tersebut, yang berbicara campuran bahasa Inggris dan bahasa Indonesia seadanya, mengatakan perangkat GPS di perahu saat itu menunjukkan bahwa posisinya berada di perairan internasional.
Salah seorang imigran, Abdul Maliq Mollah, satu-satunya warga asal Rohingya di antara 65 penumpang, menanyakan mengapa patroli Australia mencegat dan mengusir mereka.
"Saya ingin tanya, kami masih di perairan internasional, bukan di wilayah Indonesia atau Australia, mengapa mereka menangkap kami," kata Maliq kepada ABC.
Ia mengaku sebenarnya perahu mereka tidak mencoba masuk ke perairan Australia, namun tetap dicegat.
Jaksa Agung Australia Senator George Brandis mempertanyakan kredibiltas nakhoda dan ABK asal Indonesia yang melontarkan tuduhan bahwa mereka dibayar
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya