Australia Ragukan Kredibilitas ABK Indonesia yang Mengaku Disuap
Perairan internasional
Sementara itu kepada ABC dua orang imigran mengaku sebenarnya masih berada di perairan internasional saat dicegat oleh patroli Australia.
Salah seorang ABK (ketiga dari kanan) mengaku diberi alat komunikasi radio oleh petugas Bea Cukai Australia. (Foto: Kiriman/istimewa)
Kedua imigran tersebut, yang berbicara campuran bahasa Inggris dan bahasa Indonesia seadanya, mengatakan perangkat GPS di perahu saat itu menunjukkan bahwa posisinya berada di perairan internasional.
Salah seorang imigran, Abdul Maliq Mollah, satu-satunya warga asal Rohingya di antara 65 penumpang, menanyakan mengapa patroli Australia mencegat dan mengusir mereka.
"Saya ingin tanya, kami masih di perairan internasional, bukan di wilayah Indonesia atau Australia, mengapa mereka menangkap kami," kata Maliq kepada ABC.
Ia mengaku sebenarnya perahu mereka tidak mencoba masuk ke perairan Australia, namun tetap dicegat.
Jaksa Agung Australia Senator George Brandis mempertanyakan kredibiltas nakhoda dan ABK asal Indonesia yang melontarkan tuduhan bahwa mereka dibayar
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata