Australia Rasa Syria, Imigran Timur Tengah Keluhkan Lockdown Ketat di Sydney
Rabu, 11 Agustus 2021 – 12:30 WIB
Resto-resto di seluruh kota dilarang melayani pelanggan di tempat dan bergantung pada pesanan bawa-pulang untuk bertahan, namun menurunnya penghasilan masyarakat di bagian barat, ditambah pembatasan pergerakan, membuat penjualan mereka anjlok.
"Satu aturan diterapkan di barat, satu aturan diterapkan di timur," kata Abdul Eldick, pemilik restoran Lebanon selama 12 tahun.
"Saya tak perlu uang pemerintah. Saya bisa mencari uang sendiri. Kembalikan saja bisnis saya." (ant/dil/jpnn)
Sejumlah kawasan migran Sydney, yang merupakan terbesar di Australia, menjalani lockdown ketat dan dijaga polisi dan tentara.
Redaktur & Reporter : Adil
BERITA TERKAIT
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia
- Timnas U-17 Indonesia Lulus ke Piala Asia U-17 2025
- Jadwal Indonesia vs Australia U-17 setelah Garuda Muda Menang Besar
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Terima Kunjungan Glen Askew, Pemprov Jateng Tawarkan Investasi Ke Australia