Australia Rasa Syria, Imigran Timur Tengah Keluhkan Lockdown Ketat di Sydney
Rabu, 11 Agustus 2021 – 12:30 WIB

Gedung Opera Sydney. Foto: Reuters
Resto-resto di seluruh kota dilarang melayani pelanggan di tempat dan bergantung pada pesanan bawa-pulang untuk bertahan, namun menurunnya penghasilan masyarakat di bagian barat, ditambah pembatasan pergerakan, membuat penjualan mereka anjlok.
"Satu aturan diterapkan di barat, satu aturan diterapkan di timur," kata Abdul Eldick, pemilik restoran Lebanon selama 12 tahun.
"Saya tak perlu uang pemerintah. Saya bisa mencari uang sendiri. Kembalikan saja bisnis saya." (ant/dil/jpnn)
Sejumlah kawasan migran Sydney, yang merupakan terbesar di Australia, menjalani lockdown ketat dan dijaga polisi dan tentara.
Redaktur & Reporter : Adil
BERITA TERKAIT
- Diterpa Badai Cedera, Timnas Australia Panggil Banyak Debutan
- Gubernur Herman Deru Apresiasi Australia Perpanjang Kerja Sama Kelola IPAL di Palembang
- Kapan Australia Umumkan Skuad untuk Menghadapi Timnas Indonesia?
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Angin Kencang Mulai Menghantam Pesisir Timur Australia
- Hal yang Perlu Disiapkan untuk Hadapi Cuaca Buruk, Seperti Siklon Alfred