Australia - RI Kerjasama Teknologi Awasi Pencurian Ikan


Ilmuwan Australia mengembangkan teknologi pengawasan pertama di dunia untuk memerangi perdagangan ikan hasil pencurian.
Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Industri Persemakmuran (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation/CSIRO) berkolaborasi dengan otoritas di Indonesia telah menciptakan sistem peringatan yang akan mengumpulkan data satelit dari perangkat pencegah tabrakan di hampir seluruh kapal.
Sistem ini akan menandai kapal yang memiliki pola perpindahan yang mencurigakan, dan mengirimkan laporan ke otoritas ketika kapal itu merapat ke pelabuhan.
Salah satu tanda kapal mungkin sedang terlibat dalam tindakan ilegal adalah bergerak tak normal dalam jalur pelayarannya.
Peneliti kepala di CSIRO, Chris Wilcox mengatakan gerakan itu termasuk berpindah lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.
"Hal lain yang kami cari adalah tanda-tanda kapal mencoba menghindari pengamatan," kata Wilcox.
"Jika mereka mematikan radio (transmitter) misalnya, atau jika mereka mengganti nama kapal saat sedang berada di laut, kami akan menandainya sebagai aktivitas mencurigakan."
Pencurian ikan (illegal fishing) adalah pasar gelap dengan nilai terbesar ketiga dunia, setelah perdagangan senjata dan penyelundupan obat-obatan terlarang.
Ilmuwan Australia mengembangkan teknologi pengawasan pertama di dunia untuk memerangi perdagangan ikan hasil pencurian.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya