Australia - RI Kerjasama Teknologi Awasi Pencurian Ikan
Ilmuwan Australia mengembangkan teknologi pengawasan pertama di dunia untuk memerangi perdagangan ikan hasil pencurian.
Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Industri Persemakmuran (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation/CSIRO) berkolaborasi dengan otoritas di Indonesia telah menciptakan sistem peringatan yang akan mengumpulkan data satelit dari perangkat pencegah tabrakan di hampir seluruh kapal.
Sistem ini akan menandai kapal yang memiliki pola perpindahan yang mencurigakan, dan mengirimkan laporan ke otoritas ketika kapal itu merapat ke pelabuhan.
Salah satu tanda kapal mungkin sedang terlibat dalam tindakan ilegal adalah bergerak tak normal dalam jalur pelayarannya.
Peneliti kepala di CSIRO, Chris Wilcox mengatakan gerakan itu termasuk berpindah lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.
"Hal lain yang kami cari adalah tanda-tanda kapal mencoba menghindari pengamatan," kata Wilcox.
"Jika mereka mematikan radio (transmitter) misalnya, atau jika mereka mengganti nama kapal saat sedang berada di laut, kami akan menandainya sebagai aktivitas mencurigakan."
Pencurian ikan (illegal fishing) adalah pasar gelap dengan nilai terbesar ketiga dunia, setelah perdagangan senjata dan penyelundupan obat-obatan terlarang.
Ilmuwan Australia mengembangkan teknologi pengawasan pertama di dunia untuk memerangi perdagangan ikan hasil pencurian.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata