Australia Sangat Membutuhkan, tetapi Banyak Pekerja Terampil Lebih Memilih Hengkang

Berbicara dalam pertemuan yang membahas tenaga kerja selama dua hari di Canberra, Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil mengatakan penerimaan migran permanen baru untuk tahun keuangan yang kini berjalan adalah 195 ribu orang.
Professor Mansouri mengatakan target peningkatan penerimaan migran baru sebanyak 20 persen tersebut bukanlah hal yang "mudah" kecuali lebih banyak hal dilakukan untuk membantu para migran ketika sudah tiba di sini.
"Setelah pandemi, usaha kita menarik migran baru tidaklah sebaik negara-negara lain," katanya.
"Saya kira sebagian masalahnya adalah karena kita tidak menyederhanakan proses secepat yang harusnya dilakukan."
"Juga ada anggapan bahwa ketika migran tiba di Australia mereka bisa memiliki kebebasan untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan."
Professor Mansouri mengatakan kegagalan untuk menarik pekerja terampil bisa memengaruhi masa depan Australia.
"Nanti saat tiba waktunya kita menghadapi penduduk yang semakin menua, sementara program migrasi dan sistem kita tidak bisa menyesuaikan diri, maka kemakmuran ekonomi dan sosial kita akan menghadapi banyak tekanan," katanya.
"Dan kita akan melihat standar hidup menurun dan produktivitas yang berkurang. Dan ini bukan situasi yang baik bagi semua orang."
Tiga tahun lalu Shravan Nagesh pindah ke Australia untuk kesempatan dan kehidupan lebih baik
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rumah BUMN SIG di Rembang: 495 UMKM Naik Kelas & Serap 1.869 Tenaga Kerja