Australia Sangat Membutuhkan, tetapi Banyak Pekerja Terampil Lebih Memilih Hengkang

Menteri O'Neil mengatakan, untuk membentuk program migrasi bagi masa depan, Australia perlu melakukan "perubahan besar".
"Perubahan tersebut adalah berpindah dari sistem yang sebelumnya berfokus mencegah orang datang, ke arah mengakui bahwa kita bersaing secara global untuk mendapatkan pekerja yang bertalenta," katanya.
"Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah kita, Australia tidak lagi menjadi pilihan bagi banyak pekerja terampil dunia.
"Mereka yang pintar-pintar berusaha untuk tinggal di negera seperti Kanada, Jerman, dan Inggris. Negara-negara tersebut menggelar karpet merah untuk mereka."
Bagi Shravan Nagesh, paling tidak, apa yang dilakukan pemerintah Australia ini seperti sudah terlambat.
Halangan baginya untuk menjadi penduduk tetap Australia sudah muncul jauh sebelum dia menjadi pilot.
Pada 2019, Shravan pindah ke Australia untuk melanjutkan kariernya sebagai insinyur.
Namun, walau sudah bekerja selama empat tahun di perusahaan besar dunia di India, dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan di Australia.
Tiga tahun lalu Shravan Nagesh pindah ke Australia untuk kesempatan dan kehidupan lebih baik
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia