Australia Sebut 3 Negara Ini Aktor Pemfitnah dan Perusak Demokrasi
jpnn.com, LONDON - Australia dan Inggris akan membalas serangan siber dari China, Rusia, dan Iran, kata menteri pertahanan Australia Peter Dutton.
Hal itu disampaikan Dutton menjelang pertemuan konsultasi dengan Inggris di Sydney.
Menteri pertahanan dan menteri luar negeri Australia akan bertemu dengan menteri pertahanan Inggris Ben Wallace dan menteri luar negeri Liz Truss pada Jumat dalam pertemuan tahunan Konsultasi Menteri Australia-Inggris (AUKMIN).
Kedua negara akan bekerja sama dalam mencegah serangan siber dan menambah sanksi terhadap aktivitas negara musuh di dunia maya, kata menlu Australia Marise Payne, setelah menandatangani perjanjian dengan Truss pada Kamis.
"Australia berkomitmen untuk bekerja dengan para mitra seperti Inggris untuk menghadapi aktor-aktor pemfitnah yang menggunakan teknologi untuk merusak kebebasan dan demokrasi," kata Payne dalam pernyataan.
Dutton mengatakan pertemuan pada Jumat akan difokuskan pada dunia maya.
"Inggris dan Australia mendapat serangan terus-menerus dari Rusia dan dari China, Iran dan negara lain," kata dia dalam siaran radio, seraya menambahkan bahwa kedua negara akan menyerang balik.
Pembahasan juga akan mengidentifikasi area-area di mana kedua negara bisa bekerja sama di wilayah Indo-Pasifik, dan program kapal selam bertenaga nuklir Australia.
Australia berkomitmen untuk bekerja dengan mitra seperti Inggris untuk menghadapi tiga negara perusak demokrasi ini
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Kampanye Hitam Ancam Demokrasi Sumsel, Masyarakat Diharapkan Cerdas Pilih Pemimpin
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir