Australia Sekarang Dipimpin Wanita
Jumat, 25 Juni 2010 – 09:07 WIB
Tapi, popularitas Rudd terus merosot sehingga Partai Buruh memutuskan mencari pemimpin anyar agar bisa kembali berjaya pada pemilu mendatang, Oktober 2010. BBC melansir, Rudd mengundurkan diri dari pemungutan suara untuk mencari pemimpin Partai Buruh tersebut. Dengan kata lain, dia "membiarkan" Gillard memimpin Partai Buruh dan menjadi perdana menteri.
Baca Juga:
Salah satu hal yang mengakibatkan popularitas Rudd anjlok adalah rencana meningkatkan pajak pertambangan hingga 40 persen. Awalnya, kebijakan itu begitu populis. Sebab, dia mengampanyekan sudah waktunya keuntungan perusahaan yang begitu banyak itu dibagi kepada masyarakat Australia. Tapi, BHP Billiton, perusahaan tambang terbesar di benua tersebut, mengatakan bahwa pajak baru tersebut bisa mengakibatkan cost perusahaan bertambah. Jika demikian, investasi baru bakal seret dan memengaruhi ekonomi Australia. Akhirnya, citra Rudd yang awalnya begitu populer pun merosot.
Kepada media, Gillard mengatakan meminta para koleganya mendukung perubahan pimpinan pemerintahan. "Saya yakin bahwa sebuah pemerintahan yang baik (di negeri ini, Red) telah kehilangan arah dan berisiko pada pemilu berikutnya. Saya tidak mau diam," tutur Gillard.
Sementara itu, dalam pidato terakhirnya di gedung parlemen kemarin, Rudd sangat emosional. Dia menangis. Dia menyatakan begitu bangga terhadap langkah perdananya meratifikasi Protokol Kyoto untuk mengurangi efek rumah kaca dan emisi gas buang pada 2007. "Tapi, saya tidak begitu bangga melihat fakta bahwa pada kesempatan ini saya mewek," canda Rudd yang terus berusaha menahan air mata itu. Media dan staf parlemen yang menghadiri acara pidato tersebut tertawa.
CANBERRA - Sejarah itu diukir Julia Gillard. Kemarin (24/6) dia menjadi perempuan pertama yang memimpin Australia. Gillard yang sebelumnya menjabat
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer