Australia Sepakat Bayar Gugatan 700 M Kepada Tahanan Pulau Manus

"Melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan agama dan mereka datang ke Australia untuk mencari perlindungan ketimbang mempertimbangkan kasus mereka di daratan, Pemerintah mengirim sekelompok orang yang rentan ini untuk ditahan di Pulau Manus tanpa batas waktu."
Gugatan tersebut dipimpin oleh pria berusia 35 tahun asal Iran, yakni Majid Karami Kamasaee, yang ditahan di Pulau Manus selama 11 bulan dari bulan September 2013, dan tetap berada di sebuah pusat penahanan Melbourne.
Kamasaee mengklaim bahwa ia dianiaya oleh otoritas Iran karena pindah ke agama Kristen, dan bahwa ia harus meninggalkan negara tersebut di bawah ancaman penjara karena keyakinan agamanya.
Ia berusaha mencapai Australia dengan kapal dari Indonesia namun dicegat oleh Angkatan Laut dan dipindahkan ke pusat penahanan lepas pantai.
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh pengacara bernama Ebony Birchall, Kamasaee mengatakan bahwa kesepakatan penyelesaian itu berarti ia dan teman-temannya yang masih dalam tahanan "akhirnya didengar".
"Saya menangis setiap malam sampai saya tak punya apa-apa lagi. Saya melihat teman-teman saya mencapai titik puncak dan saya berdoa semoga berhasil," ungkap Kamasaee.
"Sayangnya banyak teman saya masih berada di Pulau Manus. Rasanya mereka seperti dijatuhi hukuman seumur hidup,” sambungnya.
"Suara kami tak pernah didengar tapi hari ini kami akhirnya didengar dan semoga penderitaan semua orang bisa berakhir secepat mungkin."
Para pencari suaka yang diduga mengalami kerugian fisik dan psikologis di Pulau Manus antara tahun 2012 dan 2016 mengatakan bahwa mereka "akhirnya didengar" setelah Pemerintah Australia setuju untuk membayar kompensasi sebesar $ 70 jut
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia