Australia Setop Pengembangan Vaksin COVID-19 Gegara Ada Kasus HIV
Seorang partisipan uji coba vaksin CSL-UQ, Phil mengatakan kecewa setelah mendengar adanya pembatalan ini.
Pria asal Brisbane berusia 38 tahun ini mengaku bersedia menjadi partisipan uji coba karena ingin berbuat sesuatu untuk membantu memerangi virus corona.
Kepada ABC, Phil mengaku meski kecewa, dia sangat memahami keputusan tersebut.
"Kami telah diberitahu dengan sangat jelas pada tahap awal, bahwa ada fragmen kecil HIV yang tidak aktif," katanya.
"Hal itu adalah bagian dari vaksin dan ada kemungkinan kami dapat dites positif dalam tes awal. Kami semua memahami hal itu," ujar Phil.
UQ dan CSL telah memastikan vaksin ini menyebabkan infeksi HIV dan tes lanjutan menunjukkan tidak ada virus HIV pada partisipan.
Kepala Departemen Kesehatan Federal Prof. Brendan Murphy secara terpisah mengatakan meskipun UQ dan CSL sudah tahu kemungkinan reaksi positif palsu untuk HIV, namun pada awalnya diperkirakan akan sangat minim.
"Risiko mendapatkan hasil positif palsu HIV terlihat sangat rendah pada awalnya," ujar Profesor Brendan.
Pengembangan vaksin COVID-19 oleh University of Queensland (UQ) dan CSL dihentikan hari Jumat ini (11/12), setelah ditemukan reaksi positif HIV pada partisipan uji coba
- Menko Airlangga & Dubes Australia Bertemu, Kedua Negara Bahas Sejumlah Agenda Penting
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Lukisan Aktivis