Australia Siap Buka Pintu Bagi Pelajar Internasional dan Turis dari Dua Negara Ini

Jumlah migran yang masuk ke Australia dalam dua tahun terakhir menurun tajam sejak perbatasan internasional Australia ditutup di bulan Maret 2020 akibat pandemi. Hanya mereka yang berstatus warga negara dan penduduk tetap (PR) yang boleh masuk.
Akibatnya banyak usaha dan pebisnis yang mengaku kekurangan tenaga kerja, termasuk proyek-proyek infrastruktur besar yang berisiko terhenti.
Saat ini kuota tahunan bagi migran di Autralia adalah 79.600 orang untuk kategori visa tenaga terampil, 13.750 orang untuk program kemanusiaan, seperti pencari suaka, namun tak ada batasan untuk jumlah mahasiswa asing.
Mahasiswa internasional kembali ke kampus
Pelajar internasional yang sudah divaksinasi dan memiliki visa yang berlaku tidak perlu lagi meminta izin pengecualian untuk masuk ke Australia nantinya.
Namun kedatangan mereka di negara bagian tertentu masih tergantung pada kebijakan karantina masing-masing pemerintah negara bagian.
Menteri Keuangan Simon Birmingham mengatakan mahasiswa internasional akan bisa kembali belajar di kampus secara tatap muka mulai tahun depan.
"Kami mendukung mereka untuk mulai membuat perencanaan untuk bisa kembali ke Australia demi menggairahkan kembali universitas dan juga sektor perekonomian yang mendapatkan manfaat dari kehadian mereka selama ini," ujarnya.
"Berkenaan dengan kembalinya warga negara Australia dan pemegang visa PR, dua negara bagian Victoria dan New South Wales sudah memainkan peran utama dalam membuka perbatasan internasional mereka," katanya.
Mahasiswa internasional yang sudah divaksinasi dua dosis, pemegang visa lainnya, seperti visa kerja, serta turis dari dua negara ini
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia