Australia Siap Tampung Pengungsi Iraq-Syria
jpnn.com - SYDNEY – Krisis kemanusiaan lantaran kekerasan di Iraq dan Syria menuai keprihatinan Australia. Minggu (17/8), pemerintahan Perdana Menteri (PM) Tony Abbott menyatakan kesanggupannya untuk menampung 4.400 pengungsi dari Iraq dan Syria. Masing-masing sekitar 2.200 pengungsi dari dua negara tersebut.
Menteri Imigrasi Scott Morrison menuturkan, berkat Operasi Kedaulatan Perbatasan, Australia sukses mengosongkan sekitar 4.400 ruang untuk pengungsi. Karena itu, ruang-ruang kosong tersebut mereka tawarkan kepada pengungsi Iraq dan Syria. ’’Kebijakan pemerintah tidak hanya sukses mencegah lebih banyak korban di lautan, tetapi juga mengaktifkan kembali program kemanusiaan Australia,’’ ungkapnya.
Dengan menolak kapal-kapal imigran atau mengirim mereka kembali ke negara asal, Australia berhasil menekan jumlah pencari suaka. Karena itu, tempat-tempat penampungan yang semula dihuni para pencari suaka bisa kembali berfungsi untuk aksi kemanusiaan. Yakni, menampung pengungsi yang menghindari perang atau mengalami bencana di negerinya.
Morrison menyatakan, Australia akan menampung para pengungsi yang mengantongi kewarganegaraan Iraq dan Syria. Terutama, mereka yang memang mengalami kekerasan atau kemalangan di negeri asal. Tetapi, pemerintahan Abbott juga akan menampung warga Iraq dan Syria yang berada di negara lain dan mengalami kondisi yang sama. Misalnya, warga Syria yang tinggal di Lebanon. (AFP/hep/c23/tia)
SYDNEY – Krisis kemanusiaan lantaran kekerasan di Iraq dan Syria menuai keprihatinan Australia. Minggu (17/8), pemerintahan Perdana Menteri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan