Australia Siapkan Kuburan Massal untuk Korban Kebakaran Hutan

"Situasi di lapangan masih belum aman, namun jika memungkinkan, pembersihan harus dilakukan," ujarnya yang mengatakan militer telah diterjunkan agar bisa melakukannya dalam waktu seminggu.
Seorang petugas pemadam kebakaran di kota Batlow, New South Wales, James Zimmerman, menulis di halaman Facebooknya jika mereka butuh juga amunisi untuk 'mematikan binatang agar mereka tidak lagi menderita."
Wartawan ABC Tom Lowrey yang berada di Batlow, sekitar 269 km dari ibukota Australia Canberra, hari Senin (6/1/2020) mengatakan melihat banyaknya hewan mati yang berserakan di jalan dalam perjalanannya.
External Link: @abccameramatt photo tweet: WARNING GRAPHIC. Sorry to share these images near Batlow, NSW. It’s completely heartbreaking. Worst thing I’ve seen. Story must be told. #AustraliaFires"Para petani pagi ini menaikkan mayat-mayat binatang yang sudah terbakar itu ke mobil mereka, mereka mengatakan melakukan sebisa mungkin menyelamatkan yang ada, namun tidak bisa menyalamatkan semuanya."
Dampak terhadap harga daging di Australia

Dengan kebakaran hutan dan semak yang masih terjadi, para petani harus berjuang mengatasi api, selain memikirkan bagaimana memperbaiki dan membangun kembali peternakan yang terkena api dan tetap memproduksi agar tidak bangkrut.
"Saya mendengar cerita petani yang masih harus memerah susu ternak mereka sehari dua kali untuk tetap berproduksi, karena kalau tidak diperah, tidak akan ada pasokan susu," kata Menteri McKenzie.
Militer Australia akan dilibatkan untuk membuat kuburan massal bagi hewan yang mati terbakar agar mencegah terjadinya wabah penyakit
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'