Australia Sumbang Rp 50 M Untuk Gempa Nepal

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan Australia sudah menawarkan bantuan $ 5 juta (sekitar Rp 50 miliar) sebagai respon awal bagi korban gempa di Nepal dan akan menawarkan bantuan lain sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan sebuah tim respon krisis sudah dikirim ke Nepal guna mengecek berapa jumlah warga Australia yang terjebak dalam bencana, dan juga memberikan bantuan kemanusiaan lainnya.
Inggris yang mempunyai kedekatan sejarah dengan Nepal, dan juga merekrut gurkha Nepal menjadi tentara mereka juga sudah memberikan bantuan $ 10 juta (sekitar Rp 100 miliar), sementara Amerika Serikat memberikan $ 1juta dan mengirimkan tim.
Tanah longsor, reruntuhan, dan jalan yang terputus menghalangi pengiriman bantuan ke korban gempa di daerah pedesaan di Nepal (AFP: Prakash Mathema)
Negara tetangga Nepal, India sudah mengirimkan 13 pesawat militer yang dipenuhi dengan makanan, selimut, tenda dan bantuan lain hari Minggu (26/4/2015).
Sejauh ini berbagai rumah sakit di Nepal kewalahan menangani ribuan orang yang terluka, dengan Oxfam mengatakan jumlah korban yang tewas sejauh ini sebanyak 2500 orang adalah "angka awal".
Gempa susulan masih terasa di Kathmandu dan daerah sekitarnya menyusul gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter hari Sabtu.
Menlu Bishop mengatakan bahwa sejauh ini 830 warga Australia di Nepal dilaporkan selamat, namun pemerintah mengecek kebenaran berita bahwa seorang warga Australia tewas setelah gempa menyebabkan longsor besar di pegunungan Everest.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan Australia sudah menawarkan bantuan $ 5 juta (sekitar Rp 50 miliar) sebagai respon awal bagi korban
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia