Australia Susun Kebijakan Tanggapi Proklamasi RI

Australia Susun Kebijakan Tanggapi Proklamasi RI
Australia Susun Kebijakan Tanggapi Proklamasi RI

Inilah, yang menurut saksi sejarah Joe Isaac sebagai tonggak awal hubungan antara Indonesia dan Australia.

Australia Susun Kebijakan Tanggapi Proklamasi RI
Pemberitaan Sydney Morning Herald tanggal 25 September 1945

Foto: National Library of Australia

Professor Joe Isaac pernah menjadi asisten pribadi William Macmahon Ball, seorang dosen senior ilmu politik di Universitas of Melbourne. Pasca Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Macmahon Ball dipercaya memimpin delegasi Australia ke Indonesia.

Joe yang saat itu asisten dosen di jurusan ekonomi di Universitas of Melbourne terpilih mendampingi Macmahon Bell karena memiliki pengetahuan soal bahasa Belanda, Indonesia. Joe juga pernah menulis hubungan perdagangan Australia dan Hindia Belanda untuk tesisnya.

"Delegasi Australia bertemu Soekarno dan kabinetnya, khususnya [Sutan] Sjahrir, perdana menteri saat itu, menjadi awal penting dalam hubungan diplomatik kedua negara," kata Profesor Joe.

Salah satu permintaan yang diajukan PM Sjahrir adalah meminta masukan soal apa yang bisa dilakukan Australia untuk bisa menyelesaikan masalah dengan pemerintah Belanda.

"Australia memiliki peranan penting untuk memfasilitasi konsiliasi, bahkan ada permintaan untuk membantu dan mengatur perdamaian disana," jelas Profesor Joe. "Australia juga memfasilitasi pergerakan [Indonesia] untuk mendapatkan pengakuan sebagai sebuah negara yang berdaulat."

Tapi Joe mengaku jika Australia saat itu tidak terlalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

Wilayah Hindia Belanda, yang dikenal warga Australia saat itu dengan sebutan Netherlands East Indies memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News