Australia Telah Memberikan Bantuan kepada Indonesia, tetapi Dinilai Masih Kurang

Australia Telah Memberikan Bantuan kepada Indonesia, tetapi Dinilai Masih Kurang
Pasien Indonesia ditolak di rumah sakit karena persediaan medis berkurang. (Reuters: Ajeng Dinar Ulfiana)

“Tetapi saya pikir Australia dan mitra Indonesia lainnya harus berbuat lebih banyak di tahun-tahun mendatang."

"Karena kita dapat melihat bahwa untuk negara-negara berkembang pada khususnya, dan bagi kita semua, COVID kemungkinan besar akan menjadi krisis selama bertahun-tahun."

Archie Law, dari lembaga bantuan Save the Children, mengatakan situasi di Indonesia mungkin akan memerlukan bantuan, seperti yang diberikan setelah bencana Tsunami 26 Desember 2004.

Dia mengatakan tanggapan dari Austalia atas situasi COVID-19 di Indonesia saat ini adalah awal yang baik, tetapi masih diperlukan lebih banyak lagi.

"Saya tahu ini masih masa-masa awal , tapi rasanya kita harus mempertimbangkan respon seperti yang kita lakukan pada Aceh untuk mendukung Indonesia," katanya.

“Itu berarti memobilisasi seluruh masyarakat, lintas pemerintah, lintas sektor swasta dan lintas lembaga swadaya masyarakat."

Australia juga telah memberikan komitmen A$130 juta kepada Fasilitas COVAX yang menyediakan dosis vaksin ke beberapa negara berkembang termasuk Indonesia.

Partai Buruh, yang menjadi Oposisi Pemerintah Australia, berpendapat komitmen Australia untuk dana tersebut terlihat sedikit, jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya termasuk Inggris dan Kanada, yang keduanya telah berkomitmen lebih dari U$1 miliar (A$1,3 miliar) untuk COVAX.

Australia menyumbang vaksin AstraZeneca dari pasokannya sendiri untuk Indonesia dalam rangka membantu penanganan COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News