Australia Tepis Potensi Merebaknya Konflik di Laut China Selatan
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menepis kekhawatiran atas potensi merebaknya konflik di Asia gara-gara sengketa di Laut China Selatan. Dia menilai peningkatan kapasitas militer sejumlah negara Asia lebih terkait dengan fungsi ekonomi daripada militernya.
Hal itu dikemukakan Menlu Bishop saat berbicara dalam forum yang diselenggarakan Centre for a New American Security di Washington DC, Selasa (26/1/2016) waktu setempat.
Dia merujuk pada laporan yang menyebutkan adanya peningkatan 200 persen volume senjata yang masuk ke kawasan Asia Tenggara sejak berakhirnya Perang Vietnam. Selain itu, China juga telah menjadi negara terbesar kedua di dunia dalam belanja militer.
Menlu Julie Bishop di Washington. (Foto: Twitter/JulieBishopMP)
"Ketegangan teritorial yang meningkat, khususnya di Laut China Selatan, mendorong spekulasi bahwa kita akan sedang menyaksikan perlombaan dalam persenjataan di Asia," kata Menlu Bishop.
"Kita memang perlu melihat perkembangan ini secara jernih, namun keliru jika kita berasumsi bahwa konflik regional tidak bisa dihindari lagi," ujarnya.
"Pertama, saat negara-negara di kawasan ini mengeluarkan belanja militer dan pertahanan lebih besar, saya percaya bahwa hal itu lebih berfungsi bagi pertumbuhan ekonominya daripada strategi militernya," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menepis kekhawatiran atas potensi merebaknya konflik di Asia gara-gara sengketa di Laut China Selatan.
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara