Australia Terancam Kekurangan Tenaga Pengajar

Australia Terancam Kekurangan Tenaga Pengajar
Australia Terancam Kekurangan Tenaga Pengajar

Jumlah guru yang meninggalkan profesinya di Australia terus meningkat, padahal disaat yang bersamaan jumlah murid justru semakin meningkat. Kondisi ini memicu keprihatinan Australia berpotensi kekurangan tenaga pengajar.

Laporan terbaru yang diterbitkan oleh Dewan Riset Pendidikan Australia menunjukan sekitar 30 – 50 persen guru di Australia meninggalkan profesinya sebagai pendidik dalam kurun waktu 5 tahun pertama mengajar. Sementara populasi anak usia sekolah diperkirakan akan meningkat sebesar 26% pada tahun 2022 dan karenanya Australia akan membutuhkan lebih banyak tenaga pengajar untuk mendidik anak-anak murid tersebut. Atau jika tidak maka sebagai konsekwensinya jumlah murid di kelas terpaksa diperbanyak. Jika rasio antara guru dan pelajar terus berkurang, maka Australia dikhawatirkan akan menghadapi kekurangan tenaga pendidikm oleh karena itu Australia dinilai perlu meningkatkan agenda inovasinya. Kimberly Crawford mengatakan dia memilih meninggalkan profesinya sebagai guru di sebuah Sekolah Dasar di Brisbane setelah 5 tahun mengajar. "Saya sebenarnya masih berminat untuk tetap bekerja di sektor pendidikan dasar  hingga tingkatan tertentu, tapi saya merasa emosi saya terkuras habis oleh tuntutan dari lingkungan kelas,” tutur Crawford. "Ada banyak kebutuhan tambahan, saya mengajar anak-anak murid yang memiliki kesulitan perilaku dan juga anak berkebutuhan khusus,” "Banyak sekali dari anak-anak murid yang sangat menggantungkan diri pada Anda,” Merryn McKinnon, pengajar di Australian National University, pernah melakukan riset terkait tingkat guru yang berhenti mengajar dan risetnya menyimpulkan kalau beban pekerjaan seorang guru terus meningkat dari waktu ke waktu. "Anda menghadapi semacam efek domino di mana beban kerja terus menerus bertambah dan akhirnya Anda tidak sanggup lagi menjalaninya,” kata Mckinnon. Laporan Dewan Riset Pendidikan Australia juga menemukan kalau perkiraan konservatif menunjukkan dalam empat tahun mendatang akan terjadi peningkatan jumlah anak didik usia sekolah dsara dalam jumlah besar. Mereka memperkirakan akan ada tambahan 92.000 anak-anak sekolah dasar di New South Wales pada tahun 2020, serta lebih dari 100.000 orang baik di Victoria dan Queensland. Data dari Laporan Analisis Data Angkatan Kerja Tenaga Pendidik Nasional Dataset pada Juni 2014 menunjukan rasio antara jumlah  guru dan siswa semakin menurun.
Selain tekanan waktu dan kurangnya dukungan seperti yang dijelaskan dalam laporan penyelidikan senat tahun 2013 yang mendapati tenaga kerja paruh waktu memberikan efek yang merugikan pada profesi guru. Guru baru biasanya hanya ditawarkan kontrak kerja jangka pendek sehingga mereka tidak selalu ditawari induksi atau dukungan. Para lulusan guru yang diwawancarai dalam penyelidikan senat ini mengatakan mereka meninggalkan profesi mengajar mereka karena mereka tidak menemukan tawaran pekerjaan sebagai guru tetap. Kylie Sweeting, pelatih pedagogi di Sekolah Pemerintah di Queensland mengatakan perannya meliputi  bekerja dengan guru yang mengaku sebagai guru yang membutuhkan dukungan. Sweeting mengatakan ada  dua tantangan utama guru saat ini yaitu mereka dihadapkan dengan perilaku siswa dan juga tekanan dari kurikulum. "Terlalu banyak bahan yang harus diajarkan sementara waktu yang tersedia tidak cukup,” kata Sweeting. 

Jumlah guru yang meninggalkan profesinya di Australia terus meningkat, padahal disaat yang bersamaan jumlah murid justru semakin meningkat. Kondisi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News