Australia Tetap Terbuka Bagi Petani Kulit Putih Afsel

Kemarin, Pemerintah Afsel menyatakan adanya surat dari Menlu Australia Julie Bishop yang membantah pernyataan Mendagri Dutton.
Tapi Menlu Bishop mengatakan surat itu hanya penegasan bahwa program visa kemanusiaan Australia tidak diskriminatif.
Sementara Dutton bersikeras bahwa surat Menlu Bishop itu tidak bertentangan dengan pernyataannya.
"Ini mengukuhkan posisi kami. Saya tidak yakin bagaimana bisa ditafsirkan seperti yang ditafsirkan Menteri Afsel," kata Dutton kepada Sky News.
Dia juga menyatakan Menteri Hubungan dan Kerjasama Internasional Afsel Lindiwe Sisulu mungkin membuat pernyataan demi menenangkan audiens politik domestik.
"Saya tidak tahu masalah domestik apa yang dimainkan dalam perpolitikan di Afsel yang menyebabkan keluarnya komentar ini. Namun itu tidak didasarkan pada pernyataan faktual dari siapa pun di Pemerintah Australia," kata Dutton.
Tak berbicara atas nama pemerintah
Juru Bicara Departemen Hubungan dan Kerjasama Internasional Afsel, Ndivhuwo Mabaya, menyatakan Australia telah mengirimkan sinyal jelas bahwa Dutton tidak berbicara atas nama Pemerintah Australia.
"Menlu telah menyurat kepada kami menyatakan kebijakan imigrasi (Australia) didasarkan pada kebijakan imigrasi (Australia) - bukan pada apa yang dikatakan seorang anggota kabinet," kata Mabaya kepada ABC News.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia