Australia Tidak Dalam Tekanan untuk Tambah Pasukan di Timur Tengah
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop menegaskan Australia tidak dalam tekanan untuk meningkatkan kontribusinya dalam upaya memerangi ISIS. Komentar ini disampaikan menanggapi desakan Sekretaris Negara AS, John Kerry, pada sekutu-sekutu AS untuk berbuat lebih banyak.
Libya akan menjadi fokus dalam pertemanan pasukan koalisi yang memerangi ISIS, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengindikasikan Australia akan tetap mempertahankan tawarannya.
Menteri Sekretaris Negara AS, John Kerry membuka pertemuan kecil di Roma yang merupakan pertemuan ketiga yang digelar pasukan koalisi, dan mengingatkan Pemerintah Kesatuan Nasional Libya perlu dibantu.
"Hal terakhir di dunia yang Anda inginkan adalah mendapati ada khalifah palsu yang memiliki akses pendapatan jutaan dolar dari keuntungan menjual minyak," katanya.
Bishop mengatakan itu adalah pertama kalinya ancaman dari ISIS yang berkembang di Libya telah menjadi fokus dalam pertemuan. "Jelas ada pesan dari Sekretaris Kerry bahwa kita perlu mengkonsolidasikan pemerintah yang dapat mengontrol perbatasan dan melindungi rakyatnya," katanya. "Ini bukan hal baru tetapi fokus pada Libya adalah upaya untuk memastikan Pemerintahan Libya berkuasa disana," Dia mengatakan tidak ada indikasi pendukung ISISI di Australia sedang menuju ke Libya.AS selagi menekan sekutu untuk berbuat lebih banyak, John Kerry mengatakan bahwa mereka harus "mendorong maju dengan strategi mereka dan melakukannya tanpa henti". Tapi Bishop mengatakan sama sekali tidak ada tekanan dari Amerika Serikat atau negara lain untuk Australia melakukan lebih di Irak dan Suriah. "Australia adalah penyumbang terbesar kedua pasukan militer di Irak," katanya. "Kami juga mengambil bagian dalam serangan udara di Suriah dan Irak. "Dan atas dasar ini masih ada banyak negara lain yang harus meningkatkan kontribusi mereka." Australia memiliki 750 tentara di Timur Tengah yang terlibat dalam operasi menumpas ISIS. Namun, dukungan lebih lanjut dalam operasi ini telah dibatalkan, terakhir bulan lalu ketika Perdana Menteri Malcolm Turnbull bertemu Presiden AS Barack Obama di Washington. "Kita belum memberitahukan pasukan kita disana tapi kita bergerak ke arah yang benar," kata Kerry. "Delapan bulan kemudian, kegigihan kita, persatuan kita, komitmen bersama dari setiap negara yang berbeda itu semua adalah hal yang berhasil menciptakan perubahan." "Ini adalah langkah penting mengingat berapa banyak (pasukan ISIS) yang sudah bisa kita pukul mundur? "Tapi ini tidak akan menjadi pertemuan yang menguntungkan kecuali kita berbicara tentang apa yang bisa kita lakukan lebih baik karena kita masih belum berhasil mencapai kemenangan yang ingin kita capai di Suriah atau Irak." John Kerry mengatakan pasukan keamanan Irak telah berhasil merebut kembali Kota Ramadi, kekuatan demokratis Suriah juga telah dikuasai kembali sejauh ribuan kilometer dan rute pasokan ISIS juga telah terganggu. Lebih dari 10.000 serangan udara pasukan koalisi telah membunuh lebih dari 90 persen pemimpin tingkat tinggi dan menengah ISIS sejak Mei lalu, kata John Kerry. Pertemuan ini diselenggarakan untuk membahas cara untuk meningkatkan komitmen pasukan koalisi untuk menekan dan mengalahkan ISIS. Pejabat Pentagon mengaku frustasi kalau sejumlah negara sekutu dan kelompok regional dalam barisan koalisi ini hanya partisipasi saja. CIA memperkirakan ada sekitar 19.000 dan 23.000 pasukan asing di Irak dan Surian, jumlah ini berkurang dari tahun lalu yang diperkirakan mencapai 30.000 orang.
Kerry juga mengingatkan negara-negara koalisimengenai tanggung jawab yang mendalam untuk menjawab situasi tak terduga dari orang-orang yang tidak mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Kerry mengatakan dukungan keuangan memang diperlukan tetapi pemerintah Irak juga menghadapi tantangan dalam berupaya menghapus ranjau yang banyak dipasang ISIS ketika meninggalkan berbagai daerah. Utusan Obama untuk koalisi pimpinan Amerika, Brett McGurk, menghadiri pertemuan di Roma ini setelah menghabiskan dua hari di Suriah, di mana ia bertemu apa yang dia sebut sebagai "jajaran para pejuang yang berkomitmen bergabung dalam kampanye anti-ISIS".
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop menegaskan Australia tidak dalam tekanan untuk meningkatkan kontribusinya dalam upaya memerangi ISIS.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun