Australia Tidak Lagi Produksi Lemari Es Sendiri
Di masa jayanya, perusahaan tersebut pernah mempekerjakan sekitar 2000 orang dan pernah dikunjungi oleh Ratu Elizabeth di tahun 1970.
Sumbangan pabrik tersebut bagi perekonomian lokal Orange diperkirakan $ 70 juta (sekitar Rp 700 miliar) per tahun.
Mark O'Kane mengatakan yang lebih memprihatinkan adalah bahwa penutupan tersebut menunjukkan ketidakmampuan Australia bersaing secara global di bidang manufaktur.
"Semua perusahaan manufaktur di dunia sekarang memiliki pabrik produksi di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Thailand." kata O'Kane.
"Mereka mendapat dukungan dar pemerintah, memiliki kawasan perdagangan bebas di dalam zona industri mereka, dan tentu saja biaya produksi rendah, dengan pekerja dibayar sekitar $ 2,50 (sekitar Rp 25 ribu) per jam."
"Kita tidak mampu bersaing dengan mereka, dan saya mengkhawatirkan masa depan manufaktur Australia." tambah O'Kane.
Persaingan global memakan korban di Australia, dengan pabrik terakhir yang memproduksi lemari es di kota Orange (NSW) akan menghentikan produksinya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata