Australia Tolak Berikan Visa kepada Mantan Satpam Kedutaan Besarnya di Afghanistan

Australia Tolak Berikan Visa kepada Mantan Satpam Kedutaan Besarnya di Afghanistan
Seminggu setelah Taliban menguasai Kabul, situasi di Bandara Internasional kota itu masih dipadati warga yang ingin keluar dari Afghanistan.  (AP: US Marine Corps)

Mereka pada umumnya berasal dari perusahaan pengamanan yang sama dengan yang mendapatkan kontrak untuk menjaga Kedutaan Australia.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebutkan pihaknya sangat berhati-hati terkait dengan para mantan pekerja yang membantu Kedubes di sana.

"Banyak sekali orang yang pernah bekerja untuk kami, orang yang bekerja lima atau enam tahun lalu, dan apa yang telah mereka lalui setelah itu tidak kami ketahui," katanya kepada ABC.

"Kami menerapkan pendekatan yang berhati-hati. Itu yang kami lakukan," ujar PM Morrison.

Keluarga seorang penerjemah yang pernah membantu tentara Australia telah dievakuasi oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, setelah mereka kesulitan mengajukan visa ke Australia. 

Penerjemah bernama Nasir membantu tentara Australia yang bertugas di pangkalan Tarin Kot antara tahun 2009 dan 2013 dan kini telah menetap di Australia. Tapi keluarganya masih berada di Afghanistan.

Pengacara yang membantu Nasir menyebutkan keluarganya diminta untuk mengirim dokumen permohonan visa melalui kantor pos.

Namun, Nasir mengaku hal ini sulit dipenuhi karena situasi yang kacau di Kabul sekarang. Akhirnya mereka meminta bantuan ke pihak AS yang kemudian mengangkut keluarga Nasir untuk dievakuasi.

Australia telah mengevakuasi lebih dari 800 orang termasuk warga Afghanistan yang pernah membantu pasukan asing di tengah situasi tidak menentu di Kabul

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News