Australia Tolak Permohonan Kewarganegaraan Miliarder China

Australia telah mencabut status penduduk tetap dari miliarder China, yang juga merupakan donor politik, Huang Xiangmo, dan menolak aplikasi kewarganegaraannya.
Poin utama:
• Huang Xiangmo dan perusahaannya telah menyumbangkan setidaknya $ 2 juta (atau setara Rp 20 miliar) kepada partai-partai politik Australia• Otoritas terkait telah menolak aplikasi kewarganegaraan Australia Xiangmo dan mencabut status tempat tinggal permanennya
• Agen intelijenAustralia telah memeringatkan partai-partai politik agar tidak menerima uang dari miliarder ini
Huang naik daun dengan cepat menjadi pelobi pro-China terkemuka, mendekati politisi dan menyumbangkan setidaknya $ 2 juta (atau setara Rp 20 miliar) kepada partai-partai politik Australia melalui perusahaannya.
Tetapi keputusan dari Departemen Dalam Negeri Australia, yang dibuat ketika Huang berada di luar Australia, membuatnya tak bisa masuk kembali ke negara itu.
ABC mengonfirmasi, "hak pengusaha itu untuk kembali ke Australia telah dibatalkan".
Media lokal Australia melaporkan aplikasi kewarganegaraan Huang telah ditolak dengan sejumlah alasan, termasuk atas dasar karakter dan karena kekhawatiran atas kelayakan jawaban yang diberikan selama wawancara.
ABC mengetahui, keputusan untuk melarang Huang masuk ke Australia disampaikan beberapa bulan yang lalu.
Investigasi bersama ABC-Fairfax di tahun 2017 mengungkap upaya aplikasi kewarganegaraan Australia yang dilakukan Huang macet, di tengah kekhawatiran di antara lembaga-lembaga keamanan tentang Huang dan hubungannya dengan Partai Komunis China.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya