Australia Ubah Sistem Pengupahan, Petani dan Pemetik Buah Keberatan

"Uang tambahan itu harus dikeluarkan dari biaya kami sendiri, karena harga untuk konsumen tidak jadi naik 15 persen, sehingga akhirnya petani yang terkena dampaknya".
"Kami memotong gaji sendiri, untuk bisa diberikan pada pekerja pemetik."
ABC telah berbicara kepada banyak petani dan pemilik kebun di Kawasan Australia Utara dan mereka mengaku harus mengubah jam kerja, untuk menghindari pemetiknya bekerja lembur atau lebih lama.

Salah satu pemetik, Calisto Dos Santos De Jesus, asal Timor Leste sudah bertahun-tahun pulang pergi ke Darwin untuk memetik mangga.
Ia mengaku bisa banyak menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dalam beberapa bulan.
Tapi untuk musim panen tahun ini, ia memperkirakan penghasilannya akan berkurang AU$ 5.000 (hampir Rp 50 juta) dari biasanya, karena bosnya telah membatasi waktu kerjanya, yakni tidak lebih dari 38 jam per minggu.
"Ini akan terasa bagi kami, karena beberapa orang menyekolahkan anak-anaknya, ada yang membuka bisnis kecil, beberapa lainnya sedang membangun rumah untuk keluarga mereka," kata Calisto.
Petani, yang sekaligus pemiliki perkebunan buah dan sayur di Australia, serta beberapa pekerjanya mengaku kehilangan pendapatan, akibat perubahan sistem upah
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Bulog Cetak Penyerapan Gabah Petani Capai 725.000 Ton, Rekor Tertinggi 10 Tahun Terakhir
- Meraup Untung dari Kemacetan Arus Mudik, Pedagang Kopi Keliling Berseliweran
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi