Australia Utara Bergantung Pada Migran Asing Untuk Menambah Penduduknya
Karena iklim Darwin yang hangat, keramahan warganya, serta tanahnya yang subur untuk menanam buah dan sayuran, Myu Keav Ma berasa di tanah kelahirannya sendiri, yakni Kamboja.
Keluarga Ma melarikan diri dari Kamboja di tahun 1980-an menyelamatkan diri dari rejim Khmer Merah, dan sekarang tinggal di Kawasan Australia Utara atau Northern Territory (NT)
"Saya suka dengan atmosfer Darwin, budaya, percampuran budaya, dan juga cuacanya yang pas," katanya.
Photo: Muy Keav Ma telah meminta Bikhu Vuthy Tep untuk menetap bersama keluarganya di kuil Budha di Humpty Doo. (ABC News: Felicity James)
Keluarga Muy sekarang berusaha membujuk warga lain untuk pindah ke NT, dengan membangun sebuah kuil Budha di kebun mangga milik mereka di kota Humpty Doo, sekitar 37 km dari Darwin.
"Rencana kami adalah membuat Taman Budha bagi seluruh komunitas, bagi seluruh warga Darwin untuk dinikmati besama, untuk berdoa, juga bagi warga dari negara bagian lain," kata Ma.
Pakar demografi mengatakan keluarga migran seperti Ma bisa membantu mengatasi masalah kependudukan yang dialami NT.
Berbeda dengan kota-kota lain di Australia, seperti Sydney, Brisbane dan Melbourne, jumlah penduduk Darwin berkurang sebanyak -0,8 persen pada tahun 2018-2019.
Karena iklim Darwin yang hangat, keramahan warganya, serta tanahnya yang subur untuk menanam buah dan sayuran, Myu Keav Ma berasa di tanah kelahirannya sendiri, yakni Kamboja
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium