Australia Utara Bergantung Pada Migran Asing Untuk Menambah Penduduknya
Kamis, 11 Juni 2020 – 23:53 WIB

Muy Keav Ma dan orang tuanya mengatakan suhu di Darwin mirip dengan Kamboja ketika mereka tiba 30 tahunan lalu. (ABC News: Felicity James)

Komunitas India, Nepal dan Filipina adalah beberapa komunitas yang semakin banyak di sini dan Dr Taylor mengatakan mereka bisa mencegah semakin berkurangnya penduduk.
Dr Taylor melihat komunitas tersebut yang paling mungkin bertahan lama.
"Kami menyarankan agar mereka jadi fokus perhatian pemerintah dalam masalah kependudukan," katanya.
"Ada banyak kesamaan di antara warga dari negara-negara tersebut."
"Faktor cuaca yang hampir sama dengan negara asal membuat mereka merasa seperti di tanah kelahiran sendiri."
Itulah yang dirasakan oleh Divya Dobariya yang lahir di India, dan mengatakan sekarang senang bisa tinggal di NT.

Karena iklim Darwin yang hangat, keramahan warganya, serta tanahnya yang subur untuk menanam buah dan sayuran, Myu Keav Ma berasa di tanah kelahirannya sendiri, yakni Kamboja
BERITA TERKAIT
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia