Australia Utara Bergantung Pada Migran Asing Untuk Menambah Penduduknya
Kamis, 11 Juni 2020 – 23:53 WIB

Muy Keav Ma dan orang tuanya mengatakan suhu di Darwin mirip dengan Kamboja ketika mereka tiba 30 tahunan lalu. (ABC News: Felicity James)
Staf perpustakaan universitas tersebut pindah ke Sydney dari India, kemudian pindah lagi ke Darwin dua tahun lalu bersama suami dan keluarganya.
"Kami suka di sini karena jumlah penduduknya sedikit dan juga dari berbagai budaya berbeda," kata Dobariya.
"Kami mau membesarkan keluarga kami di sini."
Pendidikan adalah hal yang penting
Kesempatan kerja juga menjadi salah satu alasan mengapa pasangan keluarga asal Nepal, yakni Himalal Gaire dan Naina Pandey pindah ke Darwin dari Sydney.
Himalal Gaire ingin bekerja sebagai pembuat roti di pasar yang belum banyak toko penjual roti.
"Saya senang di sini," kata Gaire.

Pasangan ini belum pernah melihat kampanye apapun yang dilakukan NT untuk menarik warga untuk pindah.
Karena iklim Darwin yang hangat, keramahan warganya, serta tanahnya yang subur untuk menanam buah dan sayuran, Myu Keav Ma berasa di tanah kelahirannya sendiri, yakni Kamboja
BERITA TERKAIT
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya