Australia Waspadai Ancaman Teror dari Kelompok Kanan dan Islam

Australia Waspadai Ancaman Teror dari Kelompok Kanan dan Islam
Direktur Jenderal Badan Intelijen ASIO Mike Burgess menyatakan pihaknya mengantisipasi kemungkinan serangan teror setahun ke depan, baik dari kelompok ekstrimis sayap kanan maupun kelompok agama. (ABC News)
Australia Waspadai Ancaman Teror dari Kelompok Kanan dan Islam
Direktur Jenderal Badan Intelijen ASIO Mike Burgess menyatakan pihaknya mengantisipasi kemungkinan serangan teror setahun ke depan, baik dari kelompok ekstrimis sayap kanan maupun kelompok agama. (ABC News)

Direktur Jenderal badan intelijen ASIO Mike Burgess menyatakan pihaknya mengantisipasi kemungkinan serangan terorisme di Australia dalam setahun ke depan.

Dalam rapat dengar pendapat di Parlemen hari Kamis (29/04), Mike Burgess menyebutkan meski ancaman utama tetap berasal dari kelompok ekstremis Islam Sunni, namun meningkatnya ekstremis sayap kanan juga menjadi perhatian utama.

"Jelas sekali, tingkat ancaman terorisme berada di level mungkin terjadi," katanya.

"Mengingat perkembangan yang kita saksikan dalam ekstremisme kelompok nasionalis dan rasis, kami mengantisipasi akan ada serangan teroris di negara ini dalam 12 bulan ke depan," jelas Mike.

"Serangan bisa datang dari salah satu kelompok ideologis itu, karena keduanya mampu melakukan tindak kekerasan. Kepada merekalah fokus kami," tambahnya.

Dalam rapat itu Mike kemudian diminta mengklarifikasi komentarnya, bahwa dia benar-benar yakin serangan bisa terjadi setahun ke depan.

"Kami memiliki intelijen yang dapat dipercaya bahwa individu dan kelompok kecil memiliki niat dan kemampuan," katanya.

"Atas dasar itu, kami menilai bahwa kemungkinan akan ada serangan teroris dalam 12 bulan ke depan seperti yang telah kita lihat dalam 12 bulan terakhir," jelasnya.

Direktur Jenderal badan intelijen ASIO Mike Burgess menyatakan pihaknya mengantisipasi kemungkinan serangan terorisme di Australia dalam setahun ke depan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News