Autopsi Jenazah Brigadir J Bisa Dilakukan Tanpa Izin Keluarga, Begini Penjelasannya

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengatakan autopsi jenazah Brigadir J bisa dilakukan tanpa izin pihak keluarga.
Hal ini dia sampaikan untuk merespons pernyataan Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut adik Brigadir J sempat disuruh menandatangani surat sebelum autopsi di RS Polri Kramat Jati, Jumat (8/7).
"Autopsi jenazah menurut hukum adalah kepentingan untuk mendapatkan alat bukti. Sebab kematian korban atas dasar pro justitia," kata Sugeng kepada JPNN.com, Jumat (22/7).
Oleh karena itu, menurut Sugeng, autopsi jenazah Brigadir J, tidak harus mendapatkan izin keluarga.
"Itu tidak wajib ada persetujuan pihak keluarga bila diperlukan. Karena itu saudara kandung Brigpol J boleh memberi persetujuan," ujar Sugeng.
Menurut Sugeng, bila jenazah Brigadir J tidak dilakukan autopsi, tidak akan ada alat bukti untuk kepentingan penyidikan kasus itu.
"Kalau keluarga menolak diautopsi, tidak ada alat bukti untuk kepentingan penyelidikan atau penyidikan," tutur Sugeng.
Kamaruddin Simanjuntak mengatakan adik Brigadir J, Bripda LL yang saat itu berdinas di Mabes Polri diperintahkan untuk menyambangi RS Polri Kramat Jati, beberapa jam seusai insiden baku tembak.
IPW menyebut autopsi jenazah Brigadir J tetap bisa dilakukan meski tidak ada izin orang tua atau keluarga.
- IPW Menilai Lirik Lagu Band Sukatani Bikin Panas Telinga Polisi
- Silakan Baca, Ini 7 Lagu Berlirik Kritis tentang Polisi
- IPW Laporkan Penyidik Polres Kutai Barat ke Propam Mabes Polri, Begini Alasannya
- IPW: Bukan Rp 20 Miliar, Sebegini Duit yang Mengalir ke AKBP Bintoro
- Kompolnas Harap Kasus Pemerasan di DWP Jangan Berhenti Sampai Dirnarkoba PMJ
- IPW Kritik Keras Polri Dalam Menangani Kasus Pemerasan DWP, Ada Kata Pengkhianatan