Autopsi Ulang
Oleh: Dahlan Iskan
"Alasan petugas, administrasinya belum lengkap," ujar Samuel Hutabarat, ayahanda Brigadir Yosua.
Sang Ayah heran. Sudah diberangkatkan dari Jakarta, semestinya sudah lengkap.
Ya sudah. Dimakamkanlah Yosua (Brigadir J, red) dengan upacara agama. Pemakamannya sekitar 2 Km dari rumahnya.
Rumah itu rumah bedeng. Empat pintu. Hanya dua yang terisi. Salah satunya ayah-ibu Brigadir Yosua.
Mereka hanya berdua di rumah itu. Anak pertama, wanita, bekerja di Jambi, di karantina pertanian.
Yoshua adalah anak kedua. Adik wanitanya baru lulus dari Universitas Jambi, jurusan kesehatan masyarakat.
Si bungsu, laki-laki, jadi polisi: Bripda Mahareza Hutabarat.
Brigadir Yosua setidaknya sudah dua kali bahagia dalam hidupnya: saat diterima sebagai anggota Polri dan saat diterima seleksi menjadi ajudan perwira.
Ke rumah itu pula peti jenazah Brigadir Yosua atau Brigadir J diantar pulang setelah tewas dalam tembak-menembak di rumah Irjen Ferdy Sambo.
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lemkapi Sebut Perbuatan AKP Dadang Telah Menurunkan Muruah Kepolisian
- Wanita Global
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru Polisi Tembak Polisi, Diduga Pembunuhan Berencana, Kapolri Beri Perintah Tegas
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri