Awal Islam, Sesama Pembaca Quran Pernah Saling Melaknat
“Cepat selamatkan umat ini sebelum menemui kehancuran,” Huzaifah langsung ke pokok persoalan.
“Mengenai apa?” tanya Usman.
“Tentang kitabullah,” jawab Huzaifah. “Aku mengikuti ekspedisi itu. Aku telah bersama-sama dengan orang-orang dari Irak, dari Syam dan dari Hijaz,” sambungnya seraya menceritakan perselisihan yang terjadi akibat merasa paling benar dalam bacaan Quran.
Usman bin Affan pun menyadari bahaya itu. Sebuah rapat digelar membahas apa yang disampaikan Huzaifah.
Dalam rapat itu, tulis Muhammad Haekal, Usman menyampaikan pendapatnya…
“Menurut pendapatku, orang harus sepakat dengan hanya satu bacaan. Kalau sekarang kita berselisih, maka perselisihan generasi sesudah kita akan lebih parah lagi.”
Para pemuka dan pemikir Islam yang hadir rapat tersebut, bersetuju dengan pendapat Usman.
Seseorang lalu diutus menemui Hafsah untuk menjemput mushaf Abu Bakr—ayat dan surah yang pernah dikumpulkan oleh Zaid bin Sabit atas perintah Abu Bakr—untuk disalin.
Karena merasa lebih baik dari yang lain, sesama pembaca Al-Quran saling melaknat. Saling mengkafirkan. Usman bin Affan pun mengeluarkan kebijakan berikut ini...
- Pemenang Kompetisi MTQ Internasional Raih Hadiah Uang Rp125 juta
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah