Awal Oktober, Rupiah Menguat atau Semakin Loyo? Ini Prediksi Analis
jpnn.com - JAKARTA - Nilai tukar rupiah Rabu (30/9) sore ditutup menguat ke level Rp14.645 per USD, setelah naik 46 poin (+1,09 persen) ke level 4.223,91 dengan nilai transaksi di pasar reguler sebesar Rp4,4 triliun. Hal ini diduga merupakan sentimen positif dari keluarnya paket kebijakan September II.
Analis Bahana Securities I Gede Suhendra mengatakan, Rabu sebanyak 8 sektor mengalami kenaikan yang dipimpin oleh sektor finance dan trade. "Dan hanya menyisakan sektor misc-industry yang mengalami penurunan," ujar Suhendra kepada JPNN.com.
Tercatat, sebanyak 167 saham mengalami kenaikan, 135 saham mengalami penurunan, 82 saham tidak mengalami perubahan dan 209 saham tidak diperdagangkan.
Adapun saham-saham yang menjadi pendorong bursa antara lain, SCMA, LPPF, BBRI, BBCA dan BMRI. Dimana asing tercatat melakukan net buy di pasar reguler sebesar Rp336,7 miliar dengan saham-saham yang banyak dibeli asing yakni BBRI, BBCA, UNVR, BMRI dan INDF.
Sementara untuk Kamis (1/10) yang mengawali bulan Oktober, IHSG diperkirakan akan menguat dikisaran 4.160-4.295 dengan saham-saham yang bisa diperhatikan, PTPP, BBRI, CPIN, EXCL dan TLKM.
"Rupiah besok diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp14.570-Rp14.743 dengan kecenderungan menguat," kata Suhendra. (chi/jpnn)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah Rabu (30/9) sore ditutup menguat ke level Rp14.645 per USD, setelah naik 46 poin (+1,09 persen) ke level 4.223,91 dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru