Awal Pekan, Rupiah Dibuka Positif
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, mengatakan penguatan rupiah pada pembukaan awal pekan ini, Senin (17/2), didorong faktor eksternal People's Bank of China (PBoC), menyuntikkan dana sebesar 200 miliar yuan.
Dampaknya, pasar diharapkan mulai melirik pada aset berisiko.
"Bank Sentral China kembali menyuntikkan dana pagi ini sebesar 200 miliar yuan. Aset berisiko terlihat menguat, termasuk rupiah," kata Ariston di Jakarta, Senin.
Selain itu, lanjut Ariston, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kembali turun ke kisaran 1,58 persen, yang bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan mungkin bisa mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.
"Tapi virus corona kelihatannya masih menjadi kekhawatiran pasar. Apalagi pasar meragukan data yang diumumkan oleh pemerintah China," ujarnya.
Pada Minggu (16/2) kemarin, Tiongkok melaporkan penambahan jumlah kasus dan kematian baru akibat virus corona yang jumlahnya sama, mendekati kenaikan sebelumnya dengan metode baru.
Sedangkan pada Jumat (14/2) malam, Bandara Heathrow Inggris melakukan penahanan terhadap delapan pesawat karena kecurigaan adanya penumpang yang terkena virus corona baru atau COVID-19.
"Kekhawatiran ini masih bisa menekan turun aset berisiko hari ini, termasuk rupiah," kata Ariston.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, mengatakan penguatan rupiah pada pembukaan awal pekan ini, Senin (17/2), didorong faktor eksternal.
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto