Awali Tahun Politik, PM Australia Minta Maaf kepada Korban Pemerkosaan
jpnn.com, CANBERRA - Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Selasa (8/2) meminta maaf pada seorang staf politik yang mengatakan ia diperkosa di sebuah kantor kementerian setelah sebuah reviu menemukan bahwa separuh dari staf parlemen telah mengalami pelecehan, perundungan atau kekerasan seksual.
Permintaan maaf itu menandai awal yang terjal menuju tahun pemilihan bagi Morrison dan terjadi saat pengunjuk rasa antivaksinasi berkumpul di luar parlemen.
Selain itu, partai Konservatif yang mendukungnya menghadapi kecaman atas rancangan undang-undang (RUU) kebebasan beragama.
Pemilihan harus digelar pada Mei sehingga parlemen hanya punya sedikit hari kerja sebelum anggaran federal dicairkan pada Maret.
Kondisi itu kemungkinan akan mendorong dimulainya kampanye resmi.
Ketika parlemen mengawali tugas tahun ini pada Selasa, sebuah pernyataan dibacakan oleh ketua parlemen yang meminta maaf atas “sejarah yang tak bisa diterima terkait perundungan di tempat kerja, pelecehan dan kekerasan seksual di tempat kerja parlemen”.
Brittany Higgins tahun lalu mengumumkan rincian dugaan pemerkosaannya yang mendorong dilakukannya reviu.
Pada Selasa dia menyaksikan dari ruang duduk publik di parlemen saat seluruh pemimpin partai menjanjikan perubahan.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Selasa (8/2) meminta maaf pada seorang staf politik yang mengatakan ia diperkosa
- Denny Sumargo: Saya Memang Ada Masalah Pribadi dengan Farhat Abbas
- Dilaporkan ke Polisi Gegara Ucapannya, Denny Sumargo Minta Maaf
- Kakak Beradik di Purworejo Diperkosa 13 Pria, Hotman Paris Minta Prabowo beri Atensi
- Diktator Baik
- Jasad Perempuan Setengah Telanjang di Kendal Diduga Korban Pemerkosaan
- ASEAN Business and Investment Summit 2024: Anindya Bakrie Diundang PM Australia Hingga Bertemu PM Kanada