Awalnya Dicibir, Bidan kok Berlagak Jadi Insinyur
Selasa, 07 Mei 2013 – 12:41 WIB
Namun, berkat bantuan sejumlah teman, Lis berhasil menyelesaikan proposal pembuatan sumur bor. Proposalnya pun ternyata mendapat sambutan positif. IBI bersedia mencairkan dana Rp 21 juta. Dengan duit Rp 21 juta, Lis nekat membuat sebuah sumur bor yang bisa dimanfaatkan untuk lima kepala keluarga di desanya. Sumur bor pertama yang dibuat Lis berkedalaman sekitar 100 meter.
Gayung bersambut. Kerja keras dan niat baik Lis terendus Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). Kementerian yang dipimpin Djoko Kirmanto itu menganggap proyek sumur bor Lis sangat logis dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Akhirnya, PU pun bersedia mengucurkan dana Rp 350 juta. Dengan suntikan dana itu, jangkauan sumur bor Lis semakin luas. Yakni, mencapai 20-an kepala keluarga. "Yang mahal untuk instalasi penyaluran air ke rumah-rumah penduduk," katanya.
Saat ini keberadaan sumur bor di Gunungkidul semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain dikonsumsi, air bersih itu bisa untuk keperluan MCK (mandi cuci kakus) serta peternakan. Menurut Lis, efek ekonomi masyarakat mengiringi keberadaan sumur bor buatannya.
Jumlah sumur bor karya Lis kini terus bertambah. "Di setiap dusun di Desa Sambirejo sekarang minimal ada satu sumur," jelasnya.
Banyak bidan berdedikasi tinggi di Indonesia. Salah seorang di antaranya adalah Listiyani Ritawati, bidan desa yang sekaligus pelopor pembuatan sumur
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala