Awalnya Dicibir, Bidan kok Berlagak Jadi Insinyur
Selasa, 07 Mei 2013 – 12:41 WIB
Untuk memperlancar proses pengaliran air dari sumur bor, Lis kini harus menarik iuran untuk membayar tagihan listrik. Sebab, untuk menyedot air dari sumur, diperlukan bantuan jet pump. Iuran dari masyarakat terkumpul sekitar Rp 2 juta per bulan. Uang itu tidak hanya digunakan untuk membayar tagihan listrik. Sebagian ditabung untuk membantu warga kurang mampu bila harus menjalani persalinan di rumah sakit.
Berkat gagasan "brilian"-nya menciptakan sumur bor di desanya, Lis menyabet sejumlah penghargaan. Di antaranya penghargaan Pahlawan Wanita dan Srikandi Award 2009. Kemudian penghargaan dari Corporate Forum for Community Development (CFCD) Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada 2012. "Mudah-mudahan yang kecil ini ada manfaatnya bagi masyarakat banyak," tandas Lis. (*/c2/ari)
Banyak bidan berdedikasi tinggi di Indonesia. Salah seorang di antaranya adalah Listiyani Ritawati, bidan desa yang sekaligus pelopor pembuatan sumur
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala