Awalnya Hanya Punya 20 Ekor Sapi
Kamis, 13 Juni 2013 – 07:15 WIB
Setelah lulus SMA, Reza melanjutkan pendidikan ke fakultas pertanian dan peternakan di Massey University. "Hingga selesai S-2 saya di sana," katanya.
Reza lalu bekerja di peternakan sapi potong, rusa, kambing, dan domba. Selama empat tahun dia bekerja hingga menjadi manajer. Kemudian, dia pindah ke peternakan sapi perah terbesar di New Zealand. Saat itulah dia mengumpulkan modal. Sementara itu, sang istri bekerja di bank.
Begitu modal terkumpul, dia membeli 20 sapi pada 2002. Seekor sapi pada saat itu seharga USD 1.000 (sekitar Rp 9,6 juta). Sapi-sapinya kemudian dipelihara di lahan milik orang. Hasil penjualan susunya dibagi sama 50:50 dengan pemilik lahan.
Tiga tahun kemudian dia pindah lagi ke tempat lain. "Di tempat yang baru tersebut saya diberi kemudahan untuk membeli tanah untuk peternakan," ucapnya.
Reza Abdul Jabar memang bukan petani biasa. Pria asal Kalimantan Barat itu kini sukses menjadi peternak sapi perah di New Zealand. Kerja kerasnya
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala