Awalnya Hendak Hadiri Wisuda, Sekeluarga Hilang' Dalam Kerusuhan Mesir
Berangkat Gembira, Kini Juga Bingung Nasib Ijazah
Kamis, 03 Februari 2011 – 08:08 WIB
Dia kali pertama mengetahui kerusuhan di Mesir tersebut saat mendapat kabar dari sanak keluarganya melalui sambungan telepon. "Sehari setelah kerusuhan terjadi, saya mendapat kabar dari sanak keluarga yang berangkat ke Mesir bahwa kondisi di sana kacau. Untungnya, mereka dalam keadaan baik-baik," katanya. "Tapi, sejak 30 Januari hingga sekarang (kemarin, Red), kami nggak bisa menghubungi mereka," imbuh Ustuhri.
Dia tak bisa membayangkan bagaimana keluarganya saat berada di Mesir. "Ini adalah kali pertama mereka pergi ke Mesir. Baru pertama ke Mesir, sudah mengalami kejadian seperti ini," ujar Ustuhri dengan mata berkaca-kaca.
Kabar terakhir yang dia dapatkan, saat kerusuhan terjadi, keluarganya bertahan di tempat tinggal Mumtaz, yakni di kawasan Naser City, Distrik 10, Kairo, Mesir. Saat itu, lanjut dia, mereka tidak bisa keluar rumah lantaran ada pemberlakuan jam malam. Selain itu, aktivitas angkutan di seluruh jalan lintasan Mesir sepi. "Namun, sejak tak ada satu pun ponsel keluarga saya yang bisa dihubungi, kini saya sudah tidak tahu nasib mereka," ungkapnya.
Sampai sekarang, dia belum mendapat konfirmasi kapan keluarganya itu kembali ke Indonesia. "Wisuda gagal dan kami tidak tahu apakah ijazah adik saya bisa diambil atau tidak," katanya. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah berdoa dan berdoa untuk keselamatan keluarganya. (c5/kum)
Ini adalah kisah tentang satu keluarga yang awalnya pergi ke Mesir untuk menghadiri wisuda. Tapi, karena kondisi negara itu sedang kacau, kampus-kampus
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408