Awalnya Tak Kerasan, Kini Kuli Panggul Ingin Kuliah
Minggu, 06 Juni 2010 – 12:07 WIB
Anak-anak yang bermain tersebut bukan santri Ponpes Bahjatus Sholihin. Mereka merupakan peserta Penarikan Pekerja Anak Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) yang diselenggarakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Tulungagung.
Anak-anak di bawah usaia 18 tahun ini yang terdiri dari 17 perempun dan 33 laki. Mereka peserta sekolah motivasi. Sebagian besar dari kalangan menengah ke bawah, yang drop out (DO) saat menyenyam pendidikan atau sudah bekerja.
Salah satunya Sutrisno, 14. Bocah asal Desa Karanganom, Kecamatan Kauman ini mengaku tertarik mengikuti sekolah motivasi. Apalagi orang tua merestui.
Bocah yang hanya tamatan SD pada 2008 ini merasa canggung saat kali pertama berkumpul dengan 59 peserta lainnya. Maklum, belum saling mengenal. "Pertama sih tidak kerasan. Karena belum kenal," terang anak berkepala gundul ini. Anak kedua pasangan Ngaseri, 45, dan Sunarsih, 36, ini menjadi betah setelah kenal dengan peserta lainnya. Apalagi materi yang diberikan tutor cukup variatif. Tidak melulu motivasi. Namun juga terdapat permainan yang menghibur.
Hampir sebulan terakhir, 60 anak putus sekolah dan pekerja anak mendapat pendidikan khusus. Mereka dimotivasi untuk kembali ke bangku sekolah. Motivasi
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala