Awan Capung

Oleh: Dahlan Iskan

Awan Capung
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Dari lima mahasiswa itu ada satu yang tidak terlihat mengambil makanan yang begitu banyak di meja bundar: Fitria Sari. Ada nasi goreng, udang mayonese, tahu sapo, daging fillet, irisan ikan goreng tepung, sayur, dan beberapa lagi.

"Saya lagi puasa," katanya.

"Ini kan hari Sabtu...," kata saya.

"Puasa tengah bulan," jawabnya.

Saya ingat: nanti malamnya adalah bulan purnama. Bahkan kali ini disebut supermoon. Inilah penampakan bulan yang paling besar. Posisi bulan lagi paling dekat ke bumi.

Habis maghrib ketika kami balik ke Chicago terlihat jelas dari highway. Bulan terbit dengan menornya.

Fitria selalu berpuasa setiap bulan purnama. Dia pun mengutip sebuah dalil dalam bahasa Arab dengan fasih.

Fitria akan jadi ”doktor fisika awan” pertama di Indonesia. Dia sudah ahli meteorologi dan fisika tapi masih terus ingin mendalami perilaku awan. Lewat penelitiannyi tentang fenomena hujan es.

Ketika kuliah di jurusan biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Fauziyah bertemu profesor tamu dari Finlandia. Dia diskusikan capung itu.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News