Awang Beberkan Permasalahan Kaltim

Awang Beberkan Permasalahan Kaltim
Awang Beberkan Permasalahan Kaltim

jpnn.com -

JAKARTA-Banyak persoalan klasik yang masih belum tertuntaskan dengan serius dari beberapa pergantian pemimpin di Kalimantan Timur (Kaltim), membuat Gubernur Kaltim baru Awang Faroek pasalnya harus ngotot segera menuntaskan persoalan itu. Dari hasil pertemuan dengan 4 Gubernur, Bupati, Wali Kota se-Kalimantan dengan DPD RI, pada Jumat (23/1), Awang blak-blakan memaparkan berbagai persoalan yang ada di daerah penyumbang devisa besar bagi negara melalui sektor pertambangan migas dan non migas ini.

Dari masalah masih rendahnya kualitas SDM, tingkat pelayanan infrastruktur belum memadai, skala pertanian masih rendah, rendahnya tingkat produktifitas tenaga kerja disektor tradisional, kerusakan lingkungan hidup, masih rendanya daya saing daerah, pembangunan daerah perbatasan dengan Malaysia yang belum memadai hingga kesenjangan antara jumlah usaha kecil menengah dengan usaha besar. Kondisi ini menunjukkan betapa persoalan-persoalan tersebut ternyata belum tersentuh serius oleh pemegang kekuasaan.

Rendahnya kualitas SDM di Kaltim dimana 48,97 persen penduduk masih berpendidikan tidak pernah sekolah atau beluum tamat SD atau tamatan SD. Berdasarkan kondisi ini, Awang berjanji akan memenuhi anggaran 20 persen dari APBD alokasi untuk pendidikan. "Kalau daerahnya mau maju, warganya juga harus pintar, alokasi 20 persen harus direalisasikan," tegas mantan Bupati Kutim ini.

Tingkat pelayanan infrastruktur saat ini di Kaltim jelas belum memadai, kondisi ini disebabkan terbatasya infrastruktur jalan,saranan dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara. Kondisi ini jelas memberikan dampak pada lambatnya perkembangan suatu daerah manakala tidak didukung dengan infrastruktur yang memadai. "Karena itu saya berharap dukungan penuh dari warga Kaltim, pemda dan pusat dalam mengalokasikan anggaran agar pembangunan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan," imbuh Awang.

Persoalan skala usaha pertanian yang masih relatif kecil dan terpencar-pencar yang disertai luas kepemilikan lahan pertani yang sangat terbatas, sehingga secara ekonomi kurang menguntungkan. Selain itu juga masih rendahnya tingkat produktifitas tenaga kerja disektor tradisional yang hanya memberikan kontribusi 23,58 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) tetapi menyerap tenaga kerja sekitar 83 persen.

Dengan luas wilayah 21.798.596 Ha yang terdiri dari daratan 19.695.875 Ha dan laut 2.102.721 Ha dengan 10 kabupaten dan 4 kota, Kaltim juga mengalami kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh exploitasi hutan yang tidak terkendali, yakni kegiatan pertambangan dan industri yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, selain kesadaran masyarakat yang kurang terhadap kelestarian lingkungan dan lemahnya penegakan hukum terhadap penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Dilematis memang, kata Awang padahal Kaltim memiliki potensi sumber daya alam seperti minyak, gas bumi, batubara, emas namun masih rendahnya daya saing daerah yang dakibatkan oleh rendahnya kualitas SDM, penguasaan dan pemanfaatan iptek. "Kondisi inilah yang menjadi permasalahan kita, dan kalau mau selesai tentunya kita harus bersatu, jangan sibuk sama urusan masing-masing," cetusnya. (rie/JPNN)

JAKARTA-Banyak persoalan klasik yang masih belum tertuntaskan dengan serius dari beberapa pergantian pemimpin di Kalimantan Timur (Kaltim), membuat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News