Awas, Ancaman Victory Disease!
Jumat, 24 Desember 2010 – 00:10 WIB
PEARL Harbour hancur lebur. Pangkalan AL Amerika Serikat di Hawai itu dibombardir pasukan Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Chuichi Nagumo. Asap hitam berkepulkan di angkasa dan rakyat Jepang bersorak-sorai merayakan kemenangan di awal Perang Pasifik itu. Usai itu, tentara Jepang sukses invasi ke Filipina, Singapura, Indonesia, Burma dan sebagainya. P.K. Ojong dalam sebuah bukunya menyebut bahwa salah satu faktor kalahnya Jepang adalah victory disease alias penyakit (mabuk) menang. Syahdan, propagadanda terlalu berlebihan untuk menggelorakan semangat berperang serdadu dan rakyat Jepang. Bahkan, berita kekalahanpun diputarbalikkan menjadi kabar kemenangan.
Namun, sejarah mencatat, akhirnya Jepang (dan sekutunya, Jerman dan Italia) bertekuk lutut dalam Perang Dunia kedua itu. Dua bom atom meluluh-lantakkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Baca Juga:
Siapa yang rajin menyusuri sejarah akan segera tahu bahwa Jepang kalah, antara lain karena pasokan minyak yang terbatas. Lalu, keterbatasan penerbang tempur dan industri Jepang yang kekurangan bahan baku.
Baca Juga: