Awas! Anggota ISIS Bisa Menyamar sebagai Nelayan, Lewat Malaysia
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, mengantisipasi kelompok terfailiasi ISIS masuk ke Indonesia melalui Filipina Selatan, tidak ubahnya menjaga kedaulatan di wilayah perbatasan.
”Tentunya itu ranah militer untuk tindakan awalnya,” kata dia. Karena itu, penguatan pertahanan dengan menerjunkan prajurit TNI AD dan TNI AL sudah tepat.
Khairul itu menyatakan bahwa hal itu memang dibutuhkan. ”Pelayaran keluar masuk wilayah perairan perbatasan kita harus dipantau dengan sangat ketat,” ungkap dia.
Prajurit yang bertugas harus waspada betul lantaran mereka bisa saja masuk Indonesia dengan menyamar. Misalnya sebagai nelayan tradisional.
Dia juga mengungkapkan, rencana kerja sama patroli peraiaran antara Indonesia dengan Malaysia dan Filipina harus cepat ditindaklanjuti.
Sebab, bukan tidak mungkin mereka masuk Indonesia melalui Malaysia. ”Akan percuma kita ketat sementara akses Malaysia longgar,” ungkap Khairul.
Selain prajurit TNI, sambung dia, pemerintah juga perlu melibatkan Polri, KPLP, dan KKP untuk menambah tenaga.
Dengan begitu, celah yang ada semakin rapat. Itu penting guna menekan potensi pergerakan kelompok tersebut. (and/syn)
Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, mengantisipasi kelompok terfailiasi ISIS masuk ke Indonesia
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Irjen Krishna Murti Ungkap Jumlah WNI Operator Judi Online di Filipina, Mengejutkan
- Ini 4 Faktor untuk Mencapai Visi Integrasi dan Konektivitas Subkawasan BIMP-EAGA
- Dubes Agus Widjojo: KRI Bima Suci Mempererat Persahabatan Indonesia dengan Negara Lain
- Ditjen Bina Adwil Pimpin Koordinasi Isu Perbatasan RI – PNG