Awas Bahaya Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024
jpnn.com, JAKARTA - Kantor Staf Presiden (KSP) mengingatkan bahaya politik identitas menjelang Pemilu 2024.
Politik identitas seharusnya memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, bukan malah menjadi instrumen politik untuk memecah belah.
Deputi IV KSP Juri Ardiantoro menyebut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kerap mengingatkan bahaya politik identitas bagi Indonesia, terutama menjelang pesta demokrasi.
Politik identitas menjadi berbahaya jika disalahgunakan untuk instrumen politik kebencian guna memunculkan potensi polarisasi di masyarakat.
“Seharusnya identitas untuk memperkuat persatuan dan bukan untuk politik pecah belah,” kata Juri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (28/12).
Eks ketua KPU itu menuturkan bahwa politik identitas masih menjadi isu strategis yang harus diwaspadai oleh seluruh pemangku kepentingan menjelang Pemilu 2024.
Hal itu karena pesatnya perkembangan teknologi informasi dan penggunaan media sosial.
Juri merespons positif langkah Bawaslu yang telah menganalisis isu-isu strategis yang dilansir dalam Indeks Kerawanan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024.
Deputi IV KSP Juri Ardiantoro mengingatkan bahaya politik identitas menjelang Pemilu 2024. Presiden Jokowi sudah mengingatkan.
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Mardiono: Kader PPP Menyalahkan Kekurangan Logistik Pas Kalah Pemilu 2024
- Tim Hukum Paslon Aurama Laporkan Belasan Komisioner Bawaslu di Sulsel ke DKPP
- Anggota Bawaslu Lolly Suhenty: Pilkada Berjalan Baik, Terima Kasih Media!
- Ini Penjelasan Wamendagri soal Pilkada Serentak 2024