Awas, Indonesia Terancam Krisis Pangan
Daya Beli Masyarakat Rendah, Komoditas Pangan Dikuasai Kelompok Terbatas
Senin, 07 Februari 2011 – 01:41 WIB

Awas, Indonesia Terancam Krisis Pangan
Sedangkan untuk terigu, imbuh Khudori, hanya ada empat perusahaan yang menguasai pasar terigu di tanah air. "Bahkan satu perusahaan bisa menguasai 70 persen pasaran terigu," kata Khudori tanpa menyebut nama perusahaan itu.
Persoalan lain, sambung Khudori, daya beli masyarakat juga terbatas. Kekhawatiran lain adalah ancaman besar terhadap ketahanan pangan nasional. Dengan pertumbuhan penduduk hingga 1,5 persen per tahun, maka akan ada 3,5-4 juta penduduk baru yang harus diberi makan. "Pada tahun 2035, kebutuhan beras kita mencapai 48 juta ton," kata Khudori menyodorkan prediksi.
Khudori menambahkan, Indonesia memerlukan penambahan sawah baru hingga 5,3 juta hektar. Namun sampai saat ini konversi lahan secara masif tidak bisa digenjot. Sayangnya, kata Khudori, yang terjadi justru terjadi pengurangan luas sawah. "Hampir 100 ribu hektar sawah kita berkurang setiap tahunnya," paparnya.
Karenanya pula Khudori meminta pemerintah untuk mengamankan panen raya pada Februari hingga Mei tahun ini. "Karena bisa sangat mungkin krisis beras terjadi," paparnya.
JAKARTA - Kebijakan pemerintah dalam bidang pangan dan liberalisasi pertanian menjadi sorotan. Terlebih lagi, saat ini dunia menghadapi krisis pangan.
BERITA TERKAIT
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang